Bicarasurabaya.com – Provinsi Jawa Timur menempati urutan kedua penyumbang terbesar ekspor Indonesia ke pasar global. Tentunya, ini membuktikan bahwa Jatim mempunyai peranan signifikan bagi penerimaan devisa negara yang berasal dari kinerja perdagangan luar negeri khususnya kinerja ekspor.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan dukungan penuh bagi industri Jawa Timur, baik kecil, menengah, maupun besar untuk bisa melakukan ekspor. Kami siap memberikan fasilitasi, baik berupa permodalan, pelatihan, hingga standarisasi,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat acara Pelepasan Ekspor dari Indonesia ke Pasar Global yang berlangsung di Kabupaten Lamongan, Jumat (4/12/2020).
Menurut dia, pelepasan ekspor ini sebagai upaya untuk terus meningkatkan kinerja ekspor pada masa pandemi. Terlebih dalam kesempatan ini, dari total 16 provinsi yang juga mengirimkan komoditas ekspor, Provinsi Jatim menjadi provinsi di urutan kedua jumlah eksportir terbanyak.
“Saya mengapresiasi 133 eksportir yang pada hari ini telah melakukan pelepasan ekspor ke 24 negara. Ada 29 eksportir dari Jawa Timur yang turut serta pada kegiatan pelepasan ekspor hari ini, dua di antaranya merupakan IKM yang melakukan ekspor perdana,” ungkap Khofifah.
Pada periode Januari-Oktober 2020 nilai ekspor Jatim mencapai USD 16,91 miliar atau berkontribusi sebesar 12,86 persen terhadap ekspor nasional. Sementara nilai ekspor non migas Jatim pada bulan Oktober 2020 mencapai USD 1,53 miliar atau naik sebesar 0,72 persen dibandingkan September 2020.
Komoditi unggulan ekspor non migas Jatim ini meliputi tembaga, kayu dan barang dari kayu, serta lemak dan minyak hewan nabati. Sedangkan total neraca perdagangan luar negeri Jatim selama bulan Oktober 2020 mengalami surplus sebesar USD 147,43 juta.
Komoditi asal Jatim yang diekspor kali ini yaitu Perhiasan Emas/perak, produk Perikanan dan Olahannya, Industri Kimia, Handicraft, Coklat dan Olahannya, Produk Aluminium, Kerupuk, Sukun Beku, Sorbitol, Produk Kayu, Tisu, Pupuk, dan Produk Kimia.
Ada pula produk yang juga diekspor pertama kali dari Jatim yaitu Cerutu dari Mojokerto, dan Tempat Tidur Sapi dari Lumajang. Produk-produk unggulan Jatim tersebut diekspor ke Jepang, Australia, Amerika Serikat, Uni Eropa, Korea, China, Malaysia, dan Dubai.
Gubernur Khofifah mengatakan kegiatan pelepasan ekspor ini memacu bergeraknya perekonomian setelah menurun akibat pandemi, dengan nilai ekspor mencapai USD 1,64 miliar atau setara dengan Rp 23,75 triliun.
Kegiatan ini diharapkan mendorong pelaku usaha dalam negeri untuk terus melakukan ekspor agar dapat berkontribusi pada peningkatan ekspor non migas, mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (BS02)